CATATAN HARIAN SINTA



PANIN BANK JALAN JENDRAL SUDIRMAN

Pembeli hari ini, dua orang karyawan Panin Bank; satu perempuan bernama Selvi, membeli satu bungkus Sinergi Mind dan Provost 91. Satu nya lagi seorang lelaki bernama Chries, membeli satu sloft Nogosoro. Setibanya aku di Halte Panin Bank, aku telpon Mas Chries mengabari kalau posisi persis di depan Halte Panin Bank. “Oh iya, tunggu disitu ya, Mas,” sahut Criesh.

Selang tak berapa lama (kurang dari sepuluh menit) sesudah HP aku tutup, terlihat seorang lelaki dengan ditemani seorang perempuan menghampiriku. Hanya beberapa meter Chries tiba-tiba berkata, “Mas Rokok Sin, ya ?,” katanya menebak. Aku mengangguk sambil balik menebak, “Mas Chries ya ?.”  Dia pun menjawab “iya” dengan wajah penuh sumringah.

Jakarta
Rabu 27 Agustus 2014
    16.00 wwib




SUDAH TIDAK RELEVAN

Seperti nya sudah tidak relevan lagi ungkapan yang menyebutkan, “pembeli adalah raja”, sebab memang penjual atau pedagang itu memang bukan budak. Terlebih untuk zaman modern yang lebih mengedepankan sikap demokratis dan kesamarataan ; antara pedang dan pembeli keduanya  adalah mitra. Pedagang membutuhkan pembeli dan pembeli pun demikian, membutuhkan pedagang.

Sungguh sangat mengesankan suasana kemitraan yang berlangsung siang tadi antara kami, rokok sin Tanah Abang (selaku penjual) dengan salah seorang pembeli, Tri Dessy, salah seorang karyawati Sinar Mas, yang gedung nya hanya beberapa meter saja dari Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.

“Sudah sampe mana, Mas ?,” begitu bunyi SMS Tri Dessy yang aku terima tepat jam 12.00 siang tadi. “Aku sudah di lobby gedung 3 Sinar Mas Land, ibu,” balas SMS ku. “Tunggu disitu sebentar ya ?,” pintanya.

Kami berdua sebelumnya memang telah bersepakat untuk bertemu tepat jam 12.00 di lobby itu. Tak berapa lama kemudian muncul sosok seorang perempuan yang tidak aku kenal sebelumnya, Tri Dessy. Dan aku pun diminta mengikutinya menuju smoking area.

Banyak hal yang ditanyakan perempuan yang suka bicara apa adanya ini seputar rokok sin, mulai dari kandungan nicotin, kandungan tar, harga dan rasa. Kami berdua juga sama menghisap rokok kami masing-masing. Ternyata Tri Dessy sudah mengkonsumsi rokok sin sebelum bertemu aku. Ini aku ketahui saat perempuan ramah itu mengeluarkan bungkusan rokok nya, Rokok Sin Nogososro. “Oh, ternyata ibu sudah punya Rokok Sin ya ?,” tanyaku. “Iya, makanya gue menghubungi elo !,” jawab nya diselingi tawa canda.

Kira-kira apa jadinya jika ungkapan “pembeli adalah raja” masih tetap bertahan ? Mungkin aku akan dipancung sebab ada budak berani bertanya sesuatu sambil menghisap rokok dihadapan sang raja.

Jakarta
Selasa, 3 September 2014
23.00 wwib
 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar